Tes Keterampilan Menyimak Bahasa Arab Menggunakan Moodle

Tes Keterampilan Menyimak

Istilah “tes” berasal dari bahasa Latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Prancis Kuno, istilah tes berarti ukuran yang digunakan untuk membedakan antara emas, perak dan logam lainnya. Dalam bahasa Arab istilah tes keterampilan menyimak diterjemahkan dengan ikhtibar. Sedangkan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan tes, ujian atau percobaan. Adapun pengertian tes menurut istilah, sebagaimana pendapat F.L. Goodenough yang dikutip oleh Anas Sudijono, tes merupakan suatu tugas yang diberikan kepada peserta tes dengan maksud membandingkan kemampuan antara yang satu dengan yang lainnya. (Sudijono, 2003: 66).

Menurut Sumadi Suryabrata yang dikutip oleh M. Chabib Thoha, bahwa tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan oleh peserta didik, yang kemudian pendidik memberikan nilai dengan cara membandingkan dengan standar atau dengan peserta didik lainnya  (Thoha, 2001: 43)

Keterampilan menyimak merupakan salah satu kemahiran yang sangat penting dalam proses pembelajaran bahasa, karena ia merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam berkomunikasi. Berdasarkan hal tersebut, indikator kompetensi yang diukur dalam tes keterampilan menyimak bahasa Arab adalah sebagai berikut : 

  1. Kemampuan mengidentifikasi bunyi huruf;
  2. Kemampuan membedakan bunyi huruf yang mirip; 
  3. Kemampuan memahami arti kosa kata dan frasa;
  4. Kemampuan memahami kalimat;
  5. Kemampuan memahami wacana:
  6. Kemampuan memberikan tanggapan dari isi wacana yang didengarnya (Ainin, 2006: 135).

Proses pembelajaran bahasa Arab tidak dapat terlepas dari proses evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu proses pembelajaran. Evaluasi dalam pembelajaran bahasa berguna untuk mengetahui sejauh mana kompetensi berbahasa telah tercapai. Djiwandono memposisikan evaluasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Evaluasi merupakan bagian paling akhir dalam suatu rangkaian pembelajaran. Sebab evaluasi berhubungan langsung dengan hasil pembelajaran atau penilaian.

Secara umum evaluasi pembelajaran memiliki beberapa prinsip utama, yaitu:

  1. Berorientasi pada tujuan
  2. Berkesinambungan
  3. Menyeluruh
  4. Mendidik dan bermakna
  5. Terencana dan sistematis
  6. Objektif dan adil
  7. Memenuhi kriteria validitas, reliabilitas..

Sedangkan untuk mengembangkan sebuah evaluasi pembelajaran yang baik perlu dilakukan beberapa tahap perencanaan dan perumusan sebagai berikut:

  1. Perumusan tujuan evaluasi
  2. Penetapan aspek-aspek yang akan dievaluasi
  3. Menetapkan metode dan bentuk evaluasi (tes atau non tes)
  4. Merencanakan waktu evaluasi
  5. Menentukan skor butir soal
  6. Membuat kisi-kisi tes
  7. Menyusun materi tes
Arabic Listening Test

Manfaat Moodle dalam tes keterampilan menyimak bahasa Arab

Hingga saat ini belum ada standar yang baku dalam definisi atau implementasi konsep teknologi dalam e-learning. E-learning merupakan kependekan dari electroonic learning (Sohn, 2005). Salah satu definisi yang umum digunakan dalam e-learning sebagaimana diungkapkan oleh Gilbert & Jones (2001), yaitu: proses pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media electronik seperti internet, intranet/extranet, satelite broadcast, audio/video tape, interactive TV, CD-ROM, dan Computer Based Training (CBT). The ILRT of Bristol University (2005) memberi pengertian bahwa e-learning sebagai penggunaan teknologi electronic untuk mengirim, mendukung, dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran, dan penilaian. Sedangkan menurut Rosenberg (2001) e-learning merupakan bentuk pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat mengakses dari mana saja.

Moodle (modular object-oriented dynamic learning environment) merupakan salah satu LMS (Learning Management System) suatu open sources yang dapat diperoleh secara bebas melalui https://moodle.org. Moodle dapat dengan mudah dipakai untuk mengembangkan sistem e-learning. Dengan Moodle portal e-learning dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Pada tahun 2010 terdapat kurang lebih 49 ribu situs e-learning yang tersebar di lebih dari 210 negara yang dikembangkan dengan Moodle (https://moodle.org), sedangkan di Indonesia telah terdapat lebih dari 594 situs e-learning yang dikembangkan oleh Moodle.

Moodle merupakan salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan sebagai e-learning. E-learning merupakan teknologi terbaru yang memanfaatkan internet dan intranet untuk mencapai tujuan pembelajaran jarak jauh. E-learning membutuhkan sebuah media untuk menampilkan materi ajar serta pertanyaan-pertanyaan (assessment) yang membutuhkan komunikasi sehingga pengguna dapat bertukar informasi dengan pengajar. (Clark dan Mayer, 2003:11). Moodle sangat efektif untuk digunakan sebagai sarana pembelajaran di sekolah-sekolah dan universitas. Dengan moodle, seorang guru dapat memberikan materi berupa teks, website, animasi, multimedia, ebook, presentasi, diskusi, ujian, dan belajar online.

Moodle dapat diinstal di berbagai jenis sistem operasi (operating system). Moodle dapat difungsikan sebagai sistem offline dan online. Ketika moodle dioperasikan dalam sistem offline maka fungsinya semakin terbatas hanya dapat diakses di lingkungan LAN (Local Area Network) lembaga saja. Sedangkan sistem online dapat diakses via internet dan memiliki jangkauan wilayah lebih luas.

Sebagai software pembelajaran yang modern, Moodle memiliki kelebihan untuk digunakan sebagai media tes keterampilan menyimak sebagai berikut:

  1. Moodle mampu bekerja dengan baik dalam mengelola kelas online bahkan sama baiknya dengan belajar tambahan yang langsung berhadapan dengan dosen/guru
  2. Moodle memiliki tampilan yang sederhana, ringan, efektif, dan efisien
  3. Mudah di-Install pada banyak program yang bisa mendukung PHP bahkan hanya membutuhkan satu database
  4. Mampu menampilkan penjelasan dari berbagai pelajaran yang ada dan pelajaran tersebut dapat dibagi ke dalam beberapa kategori dengan baik.
  5. Moodle dapat mendukung 1000 lebih jenis pelajaran
  6. Moodle memiliki keamanan yang kokoh dan tahan terhadap serangan virus. Formulir pendaftaran user untuk pelajar telah diperiksa validitasnya serta telah dilengkapi dengan cookies yang terenskripsi.
  7. Moodle memiliki berbagai paket bahasa. Bahasa tersebut dapat diedit menggunakan editor yang telah tersedia. Terdapat lebih dari 45 bahasa yang tersedia dalam sistem Moodle, termasuk bahasa Indonesia.

Moodle juga memiliki fitur-fitur yang dapat diandalkan dalam proses pembelajaran. Di antaranya adalah:

Administrasi

Fitur ini memuat tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar yang mencakup tujuan dan sasaran, silabus, metode pengajaran, jadwal kuliah, tugas, jadwal ujian, daftar rujukan, profil, pelacakan nilai, serta monitoring.

Course

Fitur course ini digunakan untuk sarana menyampaikan materi kepada siswa. Course dapat berupa materi presentasi, diktat, video, audio dan sumber referensi.

Penilaian

Fitur ini berguna untuk mengumpulkan dan mengelompokkan nilai para pengguna berdasarkan grade masing-masing. Fitur ini juga dapat disetting sebagai standar kelulusan pengguna atau siswa dalam melakukan ujian/tes.

Quiz

Fitur ujian online pada Moodle terdapat berbagai jenis diantaranya adalah soal-soal berbentuk Multiple Choice, Fill the Blank, Answer Question, Matching, dan lain sebagainya.

Salah satu keuntungan bagi pengajar yang membuat bahan ajar online berbasis Moodle adalah mendapatkan kemudahan. Hal ini karena pengajar tidak perlu mengetahui mendetail tentang pemrograman website, sehingga waktu dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk memikirkan materi atau bahan yang akan disampaikan kepada siswa. Selain itu, menggunakan Learning Management System (LMS) Moodle juga telah mengikuti sistem e-learning terpadu. Sehingga sangat memungkinkan pengajar dan siswa menjalin kerjasama dalam “knowledge sharing”. Bahkan lebih dari itu, antar lembaga pendidikan yang sama-sama menggunakan Moodle juga bisa bekerjasama dalam penggunaan bahan ajar.

Menurut Ally (2004) untuk mengembangkan suatu materi pembelajaran dalam e-learning perlu mempertimbangkan 3 teori belajar yaitu kognitivisme, behaviorisme, dan konstruktivisme. Tiga teori ini dapat digunakan sebagai taksonomi pembelajaran. Contohnya; teori behaviorisme untuk mengajarkan fakta (what), teori kognitivisme untuk mengajarkan proses dan prinsip (how), dan teori konstruktivime untuk mengajarkan penalaran tingkat tinggi (why).

Dalam proses memanfaatkan e-learning, seorang Guru/Dosen/Instruktor dituntut untuk mampu menentukan, mengelola, serta memaksimalkan pembelajaran secara maksimal (Seok, S., 2008). Untuk itu, pengajar harus menyampaikan informasi tentang semua aspek kegiatan pembelajaran sehingga pelajar dapat mendapatkan pengetahuan dan informasi secara maksimal. (Dykman, C.A. & Davis, C.K. 2008). Selain itu, para pelajar juga dianjurkan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran melalui komunikasi (chat) dalam grup diskusi yang telah dibuat oleh pengelola.

Kegiatan pembelajaran e-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar menggunakan sistem konvensional. Kondisi ini disebabkan peserta didik memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir dalam berdiskusi, mengajukan pertanyaan, pendapat, dan tanggapan terhadap suatu isu. Peserta yang tergabung juga dapat mengamati dan memberikan komentar secara aktif. (Kinuthia, W. 2008). Sistem pembelajaran yang seperti ini akan dapat memberi keleluasaan kepada pelajar selama proses belajar online.

3 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *