Istilah “Shalat” merupakan kata yang khas dengan Islam. Sebab, istilah Shalat berasal dari bahasa Arab yaitu الصلاة. Dalam kamus bahasa Arab, istilah tersebut berasal dari akar kata صلّى yang artinya adalah دعاء atau doa. Secara sederhana shalat dapat diartikan dengan doa. Dalam al-Qur’an terdapat banyak pengulangan kata الصلاة dalam bentuk masdar. Di antaranya terdapat dalam ayat-ayat berikut ini:
Bentuk Kata | Surat | Ayat | Makna |
الصلاة | البقرة | 3, 43, 45, 83, 110, 153, 177, 238, 277 | الصلاة (Shalat) |
النساء | 43, 77, 101, 102, 103, 142, 162 | الصلاة (Shalat) | |
المائدة | 6, 12, 55, 58, 91, 106 | الصلاة (Shalat) | |
الأنعام | 72 | الصلاة (Shalat) | |
الأعراف | 170 | الصلاة (Shalat) | |
الأنفال | 3 | الصلاة (Shalat) | |
التوبة | 5, 11, 18, 54, 71 | الصلاة (Shalat) | |
يونس | 87 | الصلاة (Shalat) | |
هود | 114 | الصلاة (Shalat) | |
الرعد | 22 | الصلاة (Shalat) | |
إبراهيم | 31, 37, 40 | الصلاة (Shalat) | |
الإسراء | 78 | الصلاة (Shalat) | |
طه | 14, 132 | الصلاة (Shalat) | |
الأنبياء | 73 | الصلاة (Shalat) | |
الحج | 35, 41, 78 | الصلاة (Shalat) | |
النمل | 37, 56, 3 | الصلاة (Shalat) | |
العنكبوت | 45 | الصلاة (Shalat) | |
الروم | 31 | الصلاة (Shalat) | |
لقمان | 4, 17 | الصلاة (Shalat) | |
الأحزاب | 33 | الصلاة (Shalat) | |
فاطر | 18, 29 | الصلاة (Shalat) | |
الشورى | 38 | الصلاة (Shalat) | |
المجادلة | 13 | الصلاة (Shalat) | |
الجمعة | 9, 10 | الصلاة (Shalat) | |
المزمل | 20 | الصلاة (Shalat) | |
البينة | 5 | الصلاة (Shalat) | |
صَلَّى | القيامة | 31 | أدى الصلاة (melaksanakan shalat) |
الأعلى | 15 | أدى الصلاة (melaksanakan shalat) | |
العلق | 10 | أدى الصلاة (melaksanakan shalat) | |
يُصَلُّوْنَ | الأحزاب | 56 | يُصَلُّوْنَ (mendoakan) |
صَلَاتُكَ | هود | 87 | عبادتك (ibadahmu) |
الإسراء | 110 | عبادتك (ibadahmu) | |
التوبة | 103 | دعاءك (doamu) | |
النور | 41 | دعاءك (doamu) | |
الأنعام | 92 | دعاءك (doamu) | |
الأنفال | 35 | دعاءك (doamu) |

Dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa lafadz الصلاة dalam al-Qur’an memiliki dua makna konteks. Dalam sebagian ayat, istilah tersebut diartikan sebagai ibadah syar’iyyah (العبادة الشرعية) atau shalat sebagaimana yang diwajibkan. Adapun makna lainnya adalah doa (الدعاء). Kedua makna tersebut tidak bertentangan akan tetapi saling terkait dan mengikat. Artinya, antara perbuatan shalat dan doa memiliki hubungan yang erat. Sebab, ketika manusia melakukan shalat berarti ia sedang berdoa kepada Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dari kandungan ucapan yang dibaca dalam shalat. Mulai dari bacaan takbiratul ihram hingga bacaan tahiyyat akhir semuanya mengandung ungkapan niat, istighfar, serta doa. Ini artinya, shalat adalah sarana berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Ar-Raghib al-Ashfahani dalam kitabnya Mu’jam al-Alfadh al-Qur’an al-Karim (680:1989) menyebutkan bahwa pengertian shalat adalah ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT yang mana ibadah (perkataan dan perbuatan) tersebut dibuka dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Ibnu Mandzur dalam kitabnya Lisanul Arab (1119:2490) menambahkan bahwa shalat adalah doa dan istighfar. Ini menunjukkan bahwa suatu perbuatan yang tidak diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam tidak dapat dikatakan sebagai shalat. Artinya, istighfar dan doa yang tidak disertai dengan tindakan tersebut hanya disebut sebagai doa biasa dan bukan disebut sebagai shalat sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Shalat sebagai ibadah juga memiliki pengertian yang istimewa. Kata ibadah memiliki akar kata dari bahasa arab yaitu Ibadah (العبادة). Dalam kamus Al-Mu’jam Al-Wasith (579:2004) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan ibadah yaitu ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya sebagai sarana untuk mengagungkan-Nya. Islam sebagai agama yang benar mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk mentaati Allah SWT dengan menjalankan seluruh perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan melalukan dua hal tersebut inilah manusia akan diukur seberapa besar ketaatannya kepada Allah SWT.
Dalam Islam manusia memiliki kedudukan sebagai hamba Allah SWT, sebab manusia hidup di dunia ini diciptakan oleh-Nya. Sedangkan Allah SWT adalah sebagai Tuhan yang patut untuk disembah dan diagungkan. Dalam kitab Mu’jam Alfadh al-Qur’an al-Karim (737:1989) dikatakan bahwa kata “hamba” dalam bahasa arab disebut dengan “عبد” atau “عباد” yang artinya adalah ciptaan (makhluk) atau orang yang taat kepada Tuhan (Allah SWT). Sebagaimana yang tertuang dalam ayat berikut ini:
فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ أُولَىٰهُمَا بَعَثۡنَا عَلَيۡكُمۡ عِبَادٗا لَّنَآ أُوْلِي بَأۡسٖ شَدِيدٖ فَجَاسُواْ خِلَٰلَ ٱلدِّيَارِۚ وَكَانَ وَعۡدٗا مَّفۡعُولٗا
Artinya:
Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. (Al-Isra’ : 5)
Dan Allah SWT adalah Dzat yang patut disembah. Hal ini dapat dilihat dari ayat-ayat al-Qur’an yang selalu menyandingkan antara hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam al-Qur’an seringkali disebutkan istilah-istilah seperti : عبد الله، عباد الله، عبد الرحمن، عباد الرحمن, sebagai contoh kecil adalah ayat berikut:
وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا
Artinya:
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (al-Furqan : 63)

Ini menunjukkan bahwa yang disebut dengan hamba adalah makhluk yang tunduk dan taat kepada syariat Allah SWT. Sebagai hamba yang baik tentunya akan selalu menunjukkan ketaatannya dalam bentuk sikap yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Sunnah. Dan salah satu cara untuk membuktikan ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya dapat dilakukan dengan cara melaksanakan shalat dengan baik dan benar. Sebab shalat yang dilakukan dengan baik dan benar akan menunjukkan kesempurnaan iman seorang hamba.
Selain makna ibadah, shalat juga memiliki makna lain yaitu doa. Istilah doa juga berasal dari bahasa Arab yaitu “الدعاء”. Dalam kitab Al-Mu’jam Al-Wajiz (1994:228) disebutkan bahwa istilah الدعاء memiliki arti memohon suatu kebaikan. Artinya, ketika seorang hamba melakukan shalat berarti ia sedang memohon suatu kebaikan kepada Allah SWT. Adapun kebaikan tersebut berlaku baik kebaikan di dunia maupun di akhirat. Kebaikan di dunia meliputi segala bentuk kehidupan manusia. Mulai dari kebaikan harta hingga kebaikan akhlak manusia tersebut. Dengan demikian, syariat shalat memiliki hubungan yang sangat erat dengan kebaikan akhlak seorang hamba.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa istilah shalat memiliki makna yang sangat mendalam. Shalat tidak hanya sekedar gerakan atau perbuatan semata. Lebih dari itu, shalat merupakan ketaatan hamba kepada Allah SWT yang diwujudkan dalam bentuk tindakan dan ucapan. Adapun ucapan dalam shalat seluruhnya mengandung beberapa unsur penting bagi kehidupan manusia yaitu Mengagungkan Allah SWT (ta’dhim), Memohon ampunan Allah SWT (istighfar), serta Memohon kebaikan dari Allah SWT (do’a).
3 Responses